MUKTAMAR48.ID., JAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, beserta Panitia Pusat Muktamar ke-48 melakukan audiensi dengan Presiden RI, Joko Widodo.

Kedatangan pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah di Istana Negara ini adalah untuk menyampaikan langsung undangan Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah sekaligus menjelaskan berbagai agenda menyangkut Muktamar 48 yang akan berlangsung di Surakarta pada 18-20 November 2022 mendatang.

“Kami menyampaikan agenda Muktamar. Yakni Muktamar Muhammadiyah akan membahas Risalah Islam Berkemajuan, laporan PP Muhammadiyah, program Muhammadiyah tahun 2022-2027. Dan isu-isu strategis keumatan, kebangsan dan kemanusiaan universal yang materinya sudah siap, sudah lengkap, yang insyaallah untuk materi ini akan dibahas di sidang pendahuluan Muktamar pada tanggal 5 dan 6 November di Surakarta yang dilaksanakan secara hybrid antara daring dan luring,” jelas Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Haedar lalu menyampaikan bahwa Muktamar ini menggunakan sistem IT yang canggih dalam sidang Pra Muktamar termasuk dalam sistem pemilihan yang sepenuhnya dilakukan lewat sistem E-Voting.

“Ini menandakan bahwa Muhammadiyah adaptif dan juga memelopori penggunaan IT dengan sistem digital yang canggih karena kita punya perguruan tinggi yang mem-back up sistem IT kita,” ujarnya.

Selain menjelaskan agenda Muktamar ke-48 yang digelar pada 18-20 November, Haedar juga menyampaikan kepada Presiden terkait perkembangan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang begitu besar dalam membantu pemerintah menanggulangi pandemi, serta tetap menjalankan misinya mengamalkan komitmen Negara Pancasila Darul Ahdi wa Syahadah lewat pembangunan Amal Usaha dan program-program ekonomi.

“Muhammadiyah istilahnya tiada hari tanpa peresmian gedung Amal Usaha dan pusat-pusat kegiatan di bawah yang menggambarkan bahwa derap berkemajuan itu menjadi jiwa, alam pikiran dan praktek nyata Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah,” ujarnya.

“Atas informasi ini Pak Presiden juga menyampaikan apresiasi yang tinggi dan percaya bahwa Muhammadiyah memang merupakan pilar strategis bangsa yang kuat dalam membangun usaha-usaha kaagamaan, kemasyarakatan, dan kebangsaan lewat pusat-pusat kemajuan,” imbuh Haedar.

Lebih lanjut, Haedar juga menyampaikan terima kasih pada pemerintah dan seluruh elemen bangsa yang selama ini terus bekerja sama dengan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk kepentingan membangun bangsa sehingga menjadi bangsa yang benar-benar mampu mengisi kemerdekaan, bersatu, berdaulat, adil, makmur, dan bermartabat sesuai yang dicita-citakan para pendiri bangsa,” kata Haedar.

Turut hadir dan mendampingi Presiden Joko Widodo adalah Menko PMK RI, Muhadjir Effendy, dan Mensesneg RI, Pratikno. (Sumber: muhammadiyah.or.id)

Category
Tags

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *